Udah bosen
cerita-cerita, sekarang mau bahas HONG KONG :D
1. The Peak dan Madame Tussauds Hong Kong
Hong Kong memang
kota yang menakjubkan. Tak hanya kotanya yang bak lautan manusia, bangunan yang
menjulang tinggi diantara jalanan yang kecil, namun juga pariwisatanya yang
dikelola secara maksimal. Seperti jika hendak menuju ke Hong Kong Island dari
Hong Kong Kowloon, sebelum naik Ferry di Tsim Sha Tsui terlebih dahulu
‘dicegat’ oleh suatu tempat yang sayang untuk begitu saja dilewatkan, yaitu
Avenue of Stars.
Avenue of Stars
Avenue of Stars
sendiri dibangun untuk menghargai tokoh tokoh perfilman Mandarin. Jadi, disini
kita bisa melihat cap tangan seluruh artis Hong Kong, misalnya Jacky Chen, Andy
Lau, Jet Lee, Michelle Yeoh, Sammo Hung, dan buanyak lagi …
Biasanya juga
tempat ini dijadikan tempat foto pra-wedding. Soalnya disini pemandangannya
bagus sih, dari sini bisa keliatan gedung gedung yang menjulang tinggi di Hong
Kong Island … oya katanya jika malam tiba, jam 7 malam, di sini juga ada
pertunjukkan lampu bernama Symphony of Light. Pertunjukkan laser yang di
tembakkan ke gedung gedung tinggi. Nah, setelah berfoto - foto saya sarankan
Anda untuk membeli tiket ferry menuju ke Hong Kong Island.
Perjalanan ke The
Peak
Bukti pemerintah
setempat sangat memperhatikan benar kepariwisataanya adalah adanya The Peak.
Sebetulnya The Peak ini hanyalah pegunungan yang dari atas sana kita bisa
melihat Hong Kong secara keseluruhan. Kalau di Jakarta, namanya Puncak Pas.
Tapi, disini nuansa wisatanya digali betul hingga perjalanan menuju ke The Peak
terasa sangat menyenangkan dan memberikan sensasi pengalaman tersendiri. Untuk
tau lebih lengkap bagaimana seriusnya Hong Kong mengelola wisatanya, yuk
mariiiii.
Untuk membeli
tiket Tram Pulang Pergi didapat dengan harga 56 HKD menuju The Peak. Tapi
biasanya untuk naik Tram ini Anda harus antri yang cukup lama,,namun walaupun
harus menunggu,, saya rasa tidak akan bosan karna di sepanjang jalan antrian
terdapat mini museum (benda benda kuno lengkap dengan ceritanya tentang sejarah
tram di Hong Kong dari tahun ke tahun).
Nah, kursi di
Tram sendiri unik, jika berangkat kita akan berada dalam keadaan normal yaitu
pandangan ke depan. Tapi jika pulang nantinya, kita akan berjalan mundur.
Hehehee, ya karena jika kita mau menghadap depan, sudah pasti terjungkal,
karena tanjakannya sangat maut, saya perkirakan sekitar 70 derajat, dengan
ketinggian 396mdpl. Nah, dari tramp ini sendiri kita sudah bisa melihat Hong
Kong, so jangan heran kalau para wisatawan sudah mulai potret potret.
Perjalanan ini sendiri sekitar 15 menit dan sama sekali tidak terasa, tiba tiba sudah sampai di The Peak.
Begitu masuk kita
akan langsung di sambut dengan toko toko penjual souvenir khas Hong Kong. Tapi
saran saya, kalau ingin berhemat, barang barang yang ada disini bisa anda beli
di Pasar Jalanan di Hong Kong Kowloon. Ya, kalau anda ingin membeli, mungkin beli
saja yang ada tulisan The Peak, karena yang bertuliskan ini tidak ada di tempat
lain kecuali di sini.
Madame Tussauds
Ini juga bukti
lain, sigapnya pemerintah dalam mengelola pariwisata. Supaya tidak membosankan,
The Peak ini tidak hanya diisi dengan Mall, tapi juga ada Museum Lilin bernama
Madame Tussauds. Jika di Avenue of Stars kita bisa melihat cap tangan para
artis, disini kita bisa foto bersama dengan replika sang artis.
Disini kita tidak
hanya dapat melihat patung lilin artis dan tokoh Hong Kong melainkan tokoh dan
artis dari negara lain, misalnya Presiden Amerika, Marilyn Monroe, Madonna dan
tokoh juga artis dunia lainnya.
2. Melihat Patung Buddha Perunggu Terbesar
di Dunia
Kali ini saya
mengajak anda jalan - jalan ke Ngong Ping untuk melihat patung Buddha dari
perunggu terbesar di dunia sekaligus cable car dengan rute 5,7 km melewati laut
dan gunung, wow …
Untuk menuju ke
Ngong Ping bisa menggunakan Bus atau bisa juga pakai Cable car. Nah sebelumnya
bagi kita yang tidak tinggal di Pulau Lantau, cari dulu MTR jurusan Tung Chung
Station, lalu ikuti alur exit B dan bisa naik bis nomor 23 dari Tung Chung Town
Centre atau langsung naik Ngong Ping Cable Car dengan biaya 107 HKD perorang.
Giant Buddha
Statue
Patung Buddha
setinggi 34 meter dengan berat 250 ton ini dibuat selama 10 tahun dan baru
diresmikan pada 1993. Sejak dibuka, tempat ini sering dijadikan tempat
menggelar upacara keagamaan bagi umat Buddha di Hong Kong.
Nah, tapi cable
car tidak langsung mengantar kita kesana. Tempat pertama yang akan kita datangi
adalah Ngong Ping Villages. Disini banyak penjual souvenir dan makanan. Mulai
dari makanan berat sampai makanan ringan yang banyak kita jumpai di pasar malam
Indonesia yaitu arum manis.
Sekarang waktunya
menuju ke Giant Buddha. Sebelum dapat menggapai Buddha, kita harus menaiki
tangga sebanyak 268 anak tangga. Hm,.. saya lihat banyak juga loh kakek nenek
yang naik sendiri, so … jangan mauuu kalaaaaah!!! Ya mentok mentok kalau emang
cape, pura pura foto dulu aja sambil curi curi ambil napas hehehee.
Sampai di atas,
terdapat 6 patung yang mengelilingi Buddha. Mungkin ini ceritanya mereka
membawa persembahan kepada Buddha, karena semuanya mengarah ke Buddha sambil
membawa sesuatu. Di bawah patung Buddha terdapat toko souvenir khas dan juga
pajangan foto yang mengitari ruangan. Foto foto tersebut adalah foto orang yang
telah meninggal namun sudah memberikan sumbangsihnya terhadap pembangunan Big
Buddha ini.
Puas mengitari
Patung Buddha, di bawah tangga terdapat semacam lantai yang mengarah langsung
ke arah patung Buddha, tempat dimana orang menyampaikan doa kepada Buddha.
Uniknya, jika kita berdiri tepat diatas lingkaran, maka jika kita berbicara
akan terdengar di telinga kita seperti menggema. Itulah mengapa tempat ini
disebut Buddha mendengar.
Suasana sore di
sini juga sangat indah. Dengan di kelilingi pegunungan yang hijau, awan pun
perlahan akan menyelimuti gunung, saya serasa berada dekat dengan lokasi
shooting Kera Sakti Sun Go Kong hehehehe … keren banget pemandangannya.
Hong Kong, Surga Belanja
Sampai juga di
Hong Kong Kowloon … tak salah jika Hong Kong disebut sebagai Surga Belanja …
dimana - mana adalah tempat belanja. Keluar dari Ferry, saya tiba - tiba sudah
berada di lantai atas sebuah Mall.
Wow, MTR nya luar
biasa penuh orang. Ya, kami memang tengah berada di sebuah daerah paling padat
di dunia. Maka tak heran jika anda kemari, lautan manusia senantiasa ada
dihadapan anda.
Hong Kong sendiri
merupakan satu dari dua Daerah Administratif Khusus RRC, salah satunya adalah
Macau yang sudah di bahas sebelumnya. Sebelum diserahkan ke China pada 1 Juli
1997, Hong Kong adalah Koloni Britania Raya. Jadi, meski sama sama China, tapi
nuansa jika anda ke Hong Kong, Macau dan China sendiri, agak agak berbeda.
Papan Info Jalan
Keluar
Oya, Hong Kong
ini terdiri dari beberapa Pulau loh, yaitu Hong Kong Kowloon,, Hong Kong
Island,, dan Lantau Island.
Penginapan Murah
Meriah di Hong Kong
Kami disini
menginap di Asia Travel House dimana biasanya para backpacker atau wisatawan
berbudget murah menginap. Ya,… jangan mengharapkan anda akan mendapat fasilitas
kamar mewah, namanya juga murah meriah di kawasan pusat kota hehehe, yang
penting kan kamarnya bersih dan bisa bobok nyaman setelah seharian jalan kaki.
Oya, buat yang
bawa BB atau Laptop, bilang aja ke Om nya yang fasih bahasa Indonesia (Kayaknya
Om Matian ini orang Indonesia kali yach hehehe), “Om, ada wifi gak?”, nanti
anda akan langsung di kasih pin wifi gratis. Fasilitas lainnya, so pasti air
hangat, TV dan AC. Soal harga bisa dilakukan tawar menawar dan yang pasti
murah. Satu lagi, karena harganya murah, penginapan ini sering kali penuh, jadi
sebaiknya pesan jauh jauh hari sebelumnya yach.
· Alamat: Asia Travel House, Flat 12a/
Flat 5, 5th Floor, Alhambra Building, 385 Nathan Road, Kowloon, Hong Kong. Telp
(852) 2770 8300. Om Matian/ Martyn/ Wong Kam Fan.
Pasar Jalanan di
Hong Kong Kowloon
Banyak pasar di
jalanan di Hong Kong Kowloon, salah satunya adalah Temple street di belakang
penginapan Nathan Road di kawasan Jordan dan Ladies Market di Mong Kok (kalau
gak salah masih di balik Nathan Road deh, Nathan road ini panjang sekali).
Tipe pasarnya
sama, yaitu menggunakan seluruh badan jalan (sejak pukul 6 sore kendaraan sudah
nggak boleh masuk lagi, yang tersisa hanya jubelan manusia aja dengan lapak
lapak pedagang yang dinaungi lampu warna warni. Mayoritas yang datang kemari
adalah remaja menanjak dewasa dan para turis, kalau ada orang Hong Kong tua,
mungkin ini pedagang hehehehee).
Mereka disini
berjualan mulai dari pakaian, makanan, mainan, sampai souvenir bertuliskan Hong
Kong. Yang membedakan Temple street dan Ladies market mungkin hanya kalau di
Mong Kok (ladies market) ada pusat elektronik yang murah meriah kalau bisa
nawar. Mirip mirip Harco Mangga Dua Jakarta situ, tapi ya lebih murah dari
Mangdu lah …
Oya, tips kalau
kesini, mesti pandai pandai menawar. Kadang dibeberapa kios harga bisa ditawar
sampai separoh harga bahkan lebih. Usai menawar dan harga deal, jangan bayar
dulu, melainkan periksa barang yang anda beli, baru kalau sudah cocok, dibayar.
Dan tips juga.
Kalau anda berniat untuk datang ke Guang Zhou juga setelah dari Hong Kong sini,
sebaiknya urungkan niat anda untuk berbelanja terlalu banyak. Karena mayoritas
barang barang yang ada di pasar jalanan ini adalah barang yang kalau kita beli
di Guang Zhou pasti lebih murah. Tapi kalau anda butuh souvenir bertuliskan
Hong Kong, ya beli disini hehehee,… karena kalau belinya di tempat wisata
harganya bisa mahal banget. Kalau disini meski mahal tapi bisa ditawar dan kita
bisa dapat setengah dari harga yang dijual di tempat wisata.
Tipe Makanan di
Hong Kong
Aduuh, makanannya
semua serba mengkilat klimis alias berminyak. Nasi Goreng aja sampe berkilau
coba bayangkan. Bebek asap juga minyaknya kemana mana, bahkan dimsum yang
kukusan pun tampak bak permata (kinclong boooo). Aduuuh …
Setelah dipikir
pikir sih … mungkin minyak memang kebutuhan badan orang yang tinggal di Hong
Kong. Karena disini kan udaranya sejuk dan berangin, jadi badan perlu
dihangatkan, caranya??? dengan minyak dimakanan. Toh, buktinya saya nggak
melihat orang gemuk kan disini, meski mereka makannya minyak. Orang orang tua
juga sehat sehat … So, be nikmati aja kalau kesini …
Tapi ada 1 hal
yang sama di Macau dan Hong Kong soal makan di resto, kita selalu di beri
minuman teh pahit hangat setiap kami memesan makanan. Jadi, tinggal bayar
makanannya aja, minumannya tetap “Teh Pahit”, hehehee … soalnya teh ini kan
juga berfungsi untuk meluruhkan lemak yang sudah termakan tadi … ya tooo ???
jadi saran saya, mending gak usah pesen minuman lain …
Mungkin ini juga
jadi salah satu alasan kenapa di macau dan hong kong saya tidak melihat orang
gemuk di jalanan. Ya,… selain kemana mana jalan kaki, minumnya juga teh pahit
cina.
Oya, seperti di
Macau juga, masalah mencari sarapan di Hong Kong juga bukan perkara mudah.
Karena kota ini masih hidup hingga hampir subuh, praktis pagi hari kota masih
sepi nying nying … makanan yang ada paling paling roti dan bubur, paling bagus
mie. Daftar menunya pun pake bahasa mandarin semua, tapi keuntungan di Hong
Kong mereka masih bisa bahasa Inggris, meski nggak semua. Harga makanan di
Macau dan Hong Kong hampir sama, rata rata makanan bernasi 25 – 35 HKD. Yang
menyenangkan di Hong Kong dan Macau pula, harga makanan dimana saja sama, tidak
peduli di mall, di kedai, di tempat wisata, semua harga sama. Yang membedakan
harga hanya apakah resto besar atau resto kecil.
Beda sama di
Indonesia yang kalau sudah masuk tempat wisata harga air mineral aja mahal
banget. Kalau disini nggak, semua harga di semua tempat rata rata sama. So,
kalau mau wisata, nggak usah bawa botol air mineral berat berat, toh harganya
sama kok.
Causeway Bay di
Hong Kong Island
Nah, kalau anda
datang kemarin, bisa lebih pusing lagi nih. Kalau di Kowloon kan jalanan kecil
kecil jadi tidak terlihat betapa padatnya (red: pantas padat, wong jalanan
kecil). Sedangkan di Causeway Bay, jalanannya besaaaar dan orangnya buanyak.
Causeway Bay
sendiri merupakan distrik terpopuler bagi kalangan TKW heheheee,… saya sebut
demikian karena disini memang TKW Indonesia mendominasi pekerja asing lainnya.
Hampir tiap berapa puluh meter saya mendengar orang Indonesia tengah berbicara
… tapi keadaan ini mungkin hanya akan anda jumpai saat hari minggu yach, hari
dimana mereka libur. Kalau hari biasa mungkin lebih sedikit.
Makanan di
Causeway Bay ini juga lebih ramah ke lidah saya ketimbang di Hong Kong Kowloon.
Karena disinilah saya menemukan resto lokal yang tak berminyak. Denger denger
sih disini juga banyak sekali resto Indonesia, tapi karena kami buru buru kejar
waktu masih banyak tempat yang mesti di jajaki, kami tak sempat mencari dimana
lokasinya. Mungkin kalau anda kesana bisa ditanyakan ke para TKW yang berseliweran.
Causeway Bay
sendiri merupakan pusat perbelanjaan di Hong Kong Island (dari Kowloon bisa
ditempuh dengan Ferry di kawasan Avenue of Stars, Tsim Sha Tsui. Atau dengan
menggunakan MTR juga bisa tapi lebih mahal. Memang sih lebih cepat naik MTR,
tapi saya disarankan oleh kawan kawan, sebagai wisatawan lebih baik menggunakan
Ferry yang harganya tak mencapai 2 HKD untuk penyebrangan sekitar 15 menit.
Bisa lihat lihat pemandangan Hong Kong dari pulau ke pulau.
Di causeway bay
sendiri isinya seperti Mall di Indonesia tapi dengan harga lebih murah. Di sana
ada Sogo, Giordano dan yaaaa … tempat tempat perbelanjaan seperti di Mall
Surabaya dan Jakarta. Dan beberapa tempat juga seperti Pasar Atoom Surabaya …
Pokoknya waktu saya kesana, kesan saya yang tak suka belanja adalah, “Kok aku
nggak ngerasa lagi di Hong Kong ya?” … hehehee soalnya memang Indonesia banget,
apalagi di tambah dengan berseliwerannya suara suara berbahasa Indonesia dengan
cengkokan Jawa (logat medok).
Nggak cuma TKW
aja,.. tapi juga banyak ketemu sama tante tante berlogat asli Suroboyo yang
lagi belonjo … astaga tanteee … tentengannya banyak pisan yach … mungkin karena
emang harganya lebih murah dari Jakarta Surabaya sih ya … Kualitas juga sama …
(Barang Hong Kong biasanya bagus, KW1) … Hong Kong emang surganya belanja …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar